Kiri: RD. Louis Rotat (Ketua Komisi Kateketik KAE). Kanan: Ketua Kateketik TPK Bajawa (RD. Tarsi Wewa)
Agenda rekoleksi Para Imam Kevikepan Bajawa pada hari kedua ialah Penguatan Kapasitas Seksi Kateketik Paroki dan Kuasi. Agenda ini setelah para imam bertemu dengan Tim JPIC SVD Ende. Hadir dalam rekoleksi ini bukan hanya imam melainkan juga awam utusan dari Paroki dan Kuasi di seluruh wilayah Kevikepan Bajawa. Agenda ini diawali dengan perkenalan para peserta awam utusan Paroki/Kuasi. Dari dua puluh satu (21) Paroki dan Kuasi, ada enam belas (16) paroki dan kuasi yang mengutus awam untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud.
Ketua Komisi Kateketik KAE sedang memberikan materi
Romo Louis Rotat sebagai Ketua Komisi Kateketik KAE, mengajak para imam dan awam yang hadir untuk melihat bersama tentang kerinduan bersama yang ditemukan dalaam MUSPAS VIII tentang Mekanisme Kerja Pastoral. Dua agenda yang disampaikan oleh ketua Komisi Kateketik KAE adalah Pastoral sebagai gerakan bersama (Keuskupan-Paroki, Imam-Awam, semua komponen pastoral) dan melihat bersama kondisi Katekese di Keuskupan Agung Ende.
Para Peserta Rekoleksi Imam dan Awam sedang mendengarkan Materi
Paroki MBC Bajawa turut serta dalam kegiatan tersebut dengan mengutus Sekretaris Bidang Pewartaan Ibu Yasintha Wua untuk mewakili Seksi Kateketik. Seusai mendengarkan materi dari Romo Louis, peserta diberikan kesempatan untuk sharing bersama tentang bagaimana pelaksanaan Katekese di Paroki dan Kuasi, materi Katekese dan keterlibatan para peserta dalam katekese.
Ibu Yasintha Wua (berdiri) utusan awam dari Paroki MBC Bajawa sedang memberikan sharing pelaksanaan Katekese di Paroki MBC Bajawa
Keuskupan Agung Ende dalam Sidang Lintas Perangkat Pastoral (SLPP) yang terjadi pada tanggal 09-12 Januari 2024 yang lalu telah menyepakati satu Gerakan yang menjadi fokus pastoral pada tahun 2024 yakni Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil. Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil Keuskupan Agung Ende melalui Komunitas Umat Basis untuk memastikan bahwa setiap ibu dan bayi tetap sehat serta bayi lahir dengan selamat. Gerakan ini searah dengan MUSPAS KAE VIII. Implementasi dari Gerakan ini sudah diawali dengan Misa Pencanangan Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil di setiap Paroki/Kuasi pada tanggal 04 Februari 2024 yang lalu.
Kiri-Kanan: RD. Paul Azi (narasumber), Dokter Ati (narasumber) dan Ibu Siska (Sekretaris Komisi Kesehatan KAE)
Kevikepan Bajawa melalui Romo Koordinator Pastoral Kevikepan Bajawa, RD. Gabriel Idrus mengundang para imam dan utusan awam seksi Kesehatan paroki/kuasi untuk hadir dalam rekoleksi bersama tanggal 08 Februari 2024 membahas ‘jalan bersama’ dalam Gerakan ini. Rekoleksi ini diawali dengan pengantar dan informasi Rencana Taktis 2024 dari Komisi Kesehatan Keuskupan Agung Ende oleh RD. Paul Sabu dan Ibu Siska.
RD. Paul Azi menyampaikan materi Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil
RD. Paul Azi dan Ibu Dokter Ati sebagai narasumber membawa materi tentang Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil. Dalam sosialisasi ini, RD. Paul menyampaikan tentang rencana taktis yang bisa dibuat oleh seksi Kesehatan paroki/kuasi yang diharapkan akan diteruskan ke Tingkat KUB. Dua (2) tindakan nyata yang dapat dilakukan di KUB. Pertama, Sosial Karitatif. Mengumpulkan data setiap ibu hamil, Nakes, bank darah KUB, ambulans KUB di masing-masing KUB dan memberi kepedulian sosial berdasarkan data tersebut. Mempelopori GESER atau Gerakan Seribu Rupiah, yaitu sumbangan sukarela umat basis melalui doa malam wajib atau doa Rosario bagi keluarga bumil yang kurang mampu. Kunjungan sosial ke ibu hamil oleh umat KUB. Kontak darurat tenaga keehatan dan fasilitas Kesehatan terdekat. Memasang bendera tanda kondisi ibu hamil (Merah: bahaya, Kuning: sedang, Hijau: Aman). Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam menyukseskan kegiatan ini dan melakukan Monitoring dan Evaluasi (MoNev) sebulan sekali. Kedua, Pastoral Care. Misa khusus bagi ibu hamil dan Pembekatan ibu hamil. Katakese tentang Kesehatan ibu hamil, mencegah kematian ibu dan bayi dan mencegah stunting. Penguatan kapasitas KUB, keluarga dan suami siaga.
Dokter Ati dalam sesi kedua sosialisasi Gerakan ini, menyampaikan Tujuan Gerakan KUB Ibu Hamil ialah ibu hamil bisa terlayani dengan baik. Selain itu, ada juga penyampaian tentang bagaimana kerjasama lintas sektor. Inti dari penyampaian tersebut, dokte Ati mengajak para peserta rekoleksi untuk membuka diri terhadap Kerjasama lintas sektor ini. Dokter Ati juga menyampaikan data tahun 2023 tentang kematian ibu hamil dan bayi yang lahir di Kabupaten Ngada. Dari 1941 ibu yang melahirkan, ada dua (2) orang ibu yang meninggal atau 0,1% dan dari 1941 bayi yang dilahirkan, ada tiga puluh tiga (33) bayi yang meninggal dunia atau1,7%.
Dokter Ati (Kanan) sedang membawakan materi
Peserta rekoleksi yang terdiri dari Imam, Diakon, Frater dan Awam sangat antusias dalam kegiatan tersebut.
Para perserta Rekoleksi (Para Imam, Diakon, Frater dan Awam utusan Paroki/Kuasi) sedang mendengarkan Sosialisasi Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil
Rabu, 20 Desember 2023, Seksi KKI (Karya Kepausan Indonesia) DPP Paroki MBC menggelar Karnaval Natal 2023. Karnaval tersebut diikuti oleh anak usia dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Orang Tua. Selain itu, dalam karnaval ini pula diikuti oleh anak-anak SEKAMI dan JPA Paroki St. Yoseph Bajawa. Acara Karnaval ini dimeriahkan oleh marching band SMA Negeri Satu Bajawa. Sesuai jadwal, kegiatan tersebut dimulai pukul 16.00. Namun cuaca yang tidak mendukung, maka kegiatan tersebut baru dilaksanakan pada pukul 18.15 sore. Sambil menanti hujan reda, Pastor Moderator SEKAMI dan JPA Paroki MBC bersama pendamping dan peserta Karnaval mengisis waktu dengan doa dua peristiwa Rosario, dengan intensi khusus keselamatan kekal bagi Mgr. Vincentius Sensi Potokota yang genap satu bulan meninggal dunia dan mohon kesuksesan dalam acara Karnaval Natal 2023.
SEKAMI dan JPA Paroki St. Yoseph Bajawa
Peserta Karnaval Natal 2023
Rute perjalanan Karnaval Natal 2023 dimulai dari halaman depan Gereja MBC Bajawa menuju jalan Mgr. Soegiyopranoto – Jalan Ahmad Yani – Jln. Soekarno Hatta. Sampai di Patung Ibu dan Anak, para peserta Karnaval Natal 2023 beristirahat sejenak untuk menyaksikan tarian Natal oleh teman-teman SEKAMI dan JPA MBC Bajawa. Seusai acara tersebut, para peserta melanjutkan perjalanan dengan rute, jalan Gajah Mada menuju jalan Mgr. Soegiyopranoto dan penutupan dihalaman Gereja MBC Bajawa. Seluruh kegiatan ini dikawal oleh Polantas – Polres Ngada. Kurang lebih ratusan anak dan puluhan orang tua yang terlibat dalam kegiatan ini.
Pastor Paroki MBC memberikan arahan awal bagi para petugas Liturgi Masa Natal 2023
Bapak Mikhael Raga (Ketua Bidang Pewartaan) Memberikan Penjelasan Kepada Para Petugas Liturgi Masa Natal 2023
Minggu, 10 Desember 2023, Seksi Liturgi (Ketua: Ibu Anna Aryati) melaksanakan program Pastoral dengan mengadakan latihan bagi para petugas Liturgi Perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Kegiatan tersebut dihadiri oleh lingkungan-lingkungan yang menanggung Liturgi Selama Masa Natal. Petugas Liturgi yang diwajibkan hadir dalam kegiatan yang dimaksud adalah, dirigen, Pemazmur, Lektor. Latihan tersebut diawali dengan arahan awal dari Pastor Paroki MBC dan penjelasan singkat tentang masing-masing petugas liturgi oleh ketua Bidang Pewartaan, Bapak Mikhael Raga di dalam Gereja MBC. Peserta sangat antusias dalam kegiatan tersebut karena mendapat pengetahuan yang baru. Setelah mendengarkan penjelasan singkat, para petugas liturgi yang hadir, dibagi ke dalam kelompok masing-masing sesuai dengan tugas yang dipercayakan kepadanya oleh lingkungannya.
Tepat pada hari Rabu, 06 Desember 2023 ketika umat Katolik memasuki hari ketiga Masa Adven, Pastor Paroki MBC melaksanakan kegiatan kunjungan umat sekaligus melantik para pengurus KUB Mater Dolorosa, Wilayah Yerusalem – Tanalodu. Rangkaian kegiatan kunjungan umat diawali dengan Perayaan Ekaristi pelantikan Pengurus KUB. Seusai Perayaan Ekaristi Pelantikan Pengurus KUB, dilanjutkan dengan moku papa mazi (‘omong sama-sama’) tentang karya Pastoral di Paroki MBC. Pastor Paroki ingin mendengar suara umat sekaligus ada ‘bincang persaudaraan’ dalam tanya jawab dan diskusi.
Pastor Paroki memberikan ucapan selamat kepada Pengurus KUB yang baru
Adapun susunan kepengurusan KUB Mater Dolorosa sebagai berikut:
Sekami dan JPA MBC bersama Romo Frans Tena di Rutan Bajawa
Minggu, 03 Desember 2023, Seksi KKI (Karya Kepausan Indonesia) Paroki MBC Bajawa melaksanakan program perdana di Bulan Desember dengan melaksanakan kegiatan Kunjungan Ke Rutan (Rumah Tahanan) Bajawa. Kunjungan dari SEKAMI dan JPA di sambut baik oleh Kepala Rutan Bajawa. Kunjungan SEKAMI dan JPA ke Rutan bertujuan untuk menguatkan secara Rohani dan Jasmani para Nara Pidana (NaPi). Secara Rohani, adik-adik Missioner menanggung Liturgi dalam Perayaan Ekaristi Minggu Adven I. Secara Jasmani, adik-adik Missioner membawa persembahan (bingkisan) yang berguna bagi kebutuhan Rutan, membawakan acara hiburan serta berbagi cerita dan ‘curhat’ bersama. Tentunya kegiatan ini sangat berguna bagi adik-adik missioner dan juga menguatkan bagi komunitas Rutan Bajawa. Perayaan Ekaristi Minggu Adven I dipimpin oleh RD. Frans Tena Siu, seorang imam yang tinggal di Rumah Kevikepan Bajawa dengan tugas khusus untuk melayani Rutan Bajawa.
SEKAMI dan JPA bersama Anggota Komunitas Rutan Bajawa
Bertempat di Aula Baru, Patronat MBC Bajawa, Paroki MBC Bajawa menyelenggarakan Pleno Paroki. Kegiatan ini diselenggarakan guna melihat kembali perjalanan pastoral paroki selama setahun dan menyusun rencana program dan kegiatan Pastoral setahun ke depan.
Pastor Paroki MBC Bajawa, RD. Vinsen Keytimu, pada pembukaan Pleno menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama DPP Paroki MBC yang telah terlibat aktif-partisipatif selama pelaksanaan program dan kegiatan pastoral tahun-tahun yang telah lewat. “Terima kasih juga kepada semua umat, organisasi gerejawi, para guru di semua tingkatan se-wilayah paroki MBC yang telah mendukung seluruh perjalanan pastoral kita setahun yang telah lewat”, papar Pastor Paroki.
Sebagai pastor paroki dan RD. Gaby sebagai pastor rekan, slama 1 tahun 8 bulan di paroki ini, telah melihat, mengamati dan mengalami sendiri perjalanan pastoral kita. Banyak hal-hal yang masih perlu perbaikan, tetapi kami menyadari bahwa ada sesuatu yg berkembang di paroki ini. Pada beberapa hal tertentu, itu adalah tugas umat sendiri.
Pesan saya, tugas kami adalah menata kehidupan ini. Kita boleh membangun fisik, tetapi yang paling penting adalah membangun kehidupan iman. Sepanjang yang saya amati, saya boleh katakan kita perlu terus menata kehidupan iman kita akan Allah, akan Yesus Kristus.
Apa artinya kemegahan, jika kita masih jauh dari kehidupan iman yang baik. Kesadaran membangun kehidupan iman perlu terus kita tingkatkan. Hanya dengan itu kita bisa membantu banyak orang. “Semakin tinggi jabatan kita, tanggung jawab moral juga semakin besar”, tegas RD. Vincen.
Inilah yang menjadi tugas kita semua. Kita bangga jika secara fisik-lahiriah paroki kita bermegah dan secara iman pun kita kuat dan terus bertumbuh,
Selamat ber-PLENO. Semoga menghasilkan yang bermanfaat untuk perkembangan iman paroki kita di tahun-tahun mendatang.***Komsos MBC
Bertempat di Pendopo Pastoran Paroki MBC Bajawa, Bidang Pembinaan DPP Paroki MBC Bajawa menggelar Rapat Koordinasi guna membahas agenda kegiatan yang akan dilaksanakan oleh setiap seksi selama setahun ke depan. Rapat dimulai pukul empat sore dan dibuka oleh Ketua Bidang Pembinaan, Ibu Mathilde Pea Mole. Kegiatan rapat kali ini diikuti oleh sepuluh orang mewakili lima seksi pada Bidang Pembinaan DPP. Sedangkan Seksi Kerawam tidak sempat hadir mengikuti kegiatan.
Setelah sapaan awal oleh Ketua Bidang, rangkaian kegiatan selanjutnya diisi dengan doa pembukaan, pembacaan kitab suci, renungan singkat dan dilanjutkan dengan pembahasan agenda rapat.
Peserta rapat koordinasi serius membahas program masing-masing seksi. (Foto: Lud Meo)
Agenda utama dalam rapat koordinasi kali ini adalah pembahasan kegiatan masing-masing seksi. Berdasarkan laporan rencana kegiatan dari setiap seksi, diketahui bahwa Seksi Pastoral Keluarga (Paskel) akan menjalankan lima program, Seksi Karya Kepausan Indonesia merencanakan lima program untuk dilaksanakan, Seksi Kepemudaan juga lima program, Seksi Pengembangan Spiritual enam program dan Seksi Pendidikan lima program.
Selain menjabarkan program yang akan dilaksanakan sepanjang tahun ini, peserta rapat juga menyampaikan program jangka pendek yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2023 dan beberapa bulan ke depan. Kegiatan dimaksud adalah Rekoleksi Pasutri oleh Seksi Pembinaan Spiritual yang dilaksanakan secara serentak di setiap lingkungan pada tanggal 13 Mei 2023. (Catatan Redaksi: saat berita ini diturunkan, kegiatan ini telah dilaksanakan dengan baik sesuai jadwal).
Selain itu, Seksi Pastoral Keluarga berencana untuk menggelar kegiatan Week End Marriage Encounter (ME) tanggal 26 sampai 28 Mei 2023 bertempat di Biara Suster Sang Timur.
Rapat koordinasi Bidang Pembinaan berlangsung selama satu setengah jam. Sebelum mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan, ada beberapa catatan penting yang kiranya menjadi perhatian serius oleh setiap seksi pada bidang ini. Pertama, kegiatan pendataan keluarga katolik oleh Seksi Pastoral Keluarga dan Seksi Pengembangan Spiritual perlu segera ditindaklanjuti dengan membuat format baku yang menjadi panduan bersama dalam proses pendataan. Kedua, setiap seksi diharapkan segera membuat jadwal dan langkah-langkah kegiatan sesuai program yang telah direncanakan masing-masing seksi. Ketiga, kerja sama atau kolaborasi antar seksi dalam bidang pembinaan pun lintas bidang, hendaknya tetap terus dilakukan sehingga kegiatan yang telah direncanakan dapat tuntas terlaksana.
Selanjutnya peserta kegiatan bersepakat agar perlu dilakukan evaluasi setiap akhir kegiatan dan evaluasi triwulanan pada bidang pembinaan.
Salah satu catatan yang perlu didiskusikan lebih lanjut adalah terkait kegiatan Anak Sekami dan Anak Misdinar pada Seksi KKI. Peserta menyarankan agar aktivitas anak sekami dan misdinar dimasukan pada Seksi Litrgi.
Rangkaian kegiatan berakhir pukul setengah enam sore. Ketua Bidang Pembinaan menyampaikan terima kasih atas keterlibatan yang hadir sambil terus berharap agar apa yang telah dibahas pada rapat kali ini dapat terlaksana dengan baik. (KomsosMBC-KN) – Kontributor: Ibu Ludgardis Meo – Sekretaris Bidang Pembinaan DPP MBC Bajawa.
Sekarang ini kita sedang merayakan Hari Panggilan Sedunia Ke-60, yang digagas Santo Paulus VI pada tahun 1964 selama Konsili Ekumenis Vatikan II. Prakarsa ilahi ini berusaha untuk membantu anggota Umat Allah, baik sebagai individu maupun komunitas, untuk menanggapi panggilan dan perutusan yang dipercayakan Tuhan kepada kita masing-masing di dunia dewasa ini, di tengah kesulitan dan harapannya, tantangan dan pencapaiannya.
Tahun ini saya akan memintamu, dalam refleksi dan doamu, untuk mengambil tema “Panggilan: Rahmat dan Perutusan” sebagai panduan. Hari ini adalah kesempatan berharga untuk mengingat kembali dengan takjub bahwa panggilan Tuhan adalah rahmat, karunia cuma-cuma, dan pada saat yang sama berketetapan hati untuk membawa Injil kepada sesama. Kita dipanggil untuk memiliki iman yang memberi kesaksian, iman yang berkaitan erat dengan kehidupan rahmat, sebagaimana kita alami dalam sakramen-sakramen dan persekutuan gerejawi, dengan karya kerasulan kita di dunia. Di bawah bimbingan Roh Kudus, umat Kristiani ditantang untuk menanggapi keprihatinan periferi dan ketragisan drama kemanusiaan yang sudah kronis, dengan senantiasa menyadari bahwa perutusan adalah karya Allah. Kita tidak menjalankan perutusan sendirian, tetapi selalu dalam persekutuan gerejawi, bersama dengan saudara-saudari kita yang lain, dan di bawah bimbingan para gembala Gereja. Karena inilah yang senantiasa menjadi dambaan Allah, yaitu kita hendaknya hidup bersama Dia dalam persekutuan kasih.
“Dipilih sebelum penciptaan dunia”
Rasul Paulus membuka sebuah cakrawala yang luar biasa di hadapan kita bahwa di dalam Kristus, Allah Bapa, “telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula melalui Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya” (Ef. 1:4-5). Kata-kata ini memungkinkan kita untuk melihat kehidupan sepenuhnya: Allah telah “mengandung” kita menurut gambar dan rupa-Nya serta menghendaki kita menjadi putra dan putri-Nya. Kita diciptakan melalui cinta, demi cinta dan dengan cinta, serta kita dibuat untuk mencintai.
Dalam perjalanan kehidupan kita, panggilan ini, yang merupakan bagian jalinan keberadaan dan rahasia kebahagiaan kita, datang kepada kita melalui karya Roh Kudus dengan cara yang selalu baru. Karya Roh Kudus menerangi pikiran kita, memperkuat keinginan kita, membuat kita takjub dan menjadikan hati kita berkobar-kobar. Terkadang, Roh Kudus datang kepada kita dengan cara yang sama sekali tidak terduga. Demikian pula dengan saya, pada tanggal 21 September 1953, ketika sedang dalam perjalanan menuju perayaan tahunan sekolah, saya dituntun untuk mampir ke sebuah gereja dan mengaku dosa. Hari itu mengubah hidup saya dan meninggalkan bekas yang bertahan hingga hari ini. Panggilan Allah untuk pemberian diri cenderung diketahui secara bertahap: dalam perjumpaan kita dengan berbagai situasi kemiskinan, pada saat-saat doa, ketika kita melihat sebuah kesaksian yang jelas tentang Injil, atau membaca sesuatu yang membuka pikiran kita. Ketika kita mendengar sabda Allah dan merasakannya diucapkan langsung kepada kita, dalam nasihat yang diberikan oleh saudara-saudari seiman kita, di saat sakit atau sedih […] Dalam segenap cara Ia memanggil kita, Allah menunjukkan daya cipta yang tak terbatas.
Prakarsa Tuhan dan karunia-Nya yang murah hati menuntut tanggapan kita. Panggilan adalah “interaksi antara pilihan ilahi dan kebebasan manusiawi”[1], hubungan yang dinamis dan menggairahkan antara Allah dan hati manusia. Karunia panggilan laksana benih ilahi yang tumbuh di tanah keberadaan kita, membuka hati kita terhadap Allah dan sesama kita, sehingga kita dapat membagikan kepada mereka harta yang telah kita temukan. Ini adalah tatanan dasar dari apa yang kita maksudkan panggilan: Allah memanggil kita dalam kasih dan kita, dengan rasa syukur, menanggapinya dengan kasih. Kita menyadari bahwa kita adalah putra-putri terkasih dari satu Bapa, dan kita melihat diri kita sebagai saudara-saudari satu sama lain. Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus, ketika akhirnya ia “melihat” hal ini dengan jelas, berseru, “Akhirnya aku menemukan panggilanku: panggilanku adalah kasih. Sungguh, aku telah menemukan tempatku yang layak di dalam Gereja […] Dalam hati Gereja, Bundaku, aku akan menjadi kasih”. [2]
“Aku adalah sebuah perutusan di bumi ini”
Panggilan Allah mencakup “perutusan”. Tidak ada panggilan tanpa perutusan. Tidak ada kebahagiaan dan pernyataan diri sepenuhnya jika kita tidak menawarkan kepada sesama kita kehidupan baru yang telah kita temukan. Panggilan Allah untuk mengasihi adalah sebuah pengalaman yang tidak memungkinkan kita untuk berdiam diri. Santo Paulus berkata, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1 Kor 9:16). Dan, Surat Pertama Yohanes dimulai dengan kata-kata, “Apa yang telah kami dengar dan lihat, yang telah kami saksikan dan raba – Sabda yang menjadi daging – kami nyatakan juga kepadamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna” (bdk. 1:1-4).
Lima tahun yang lalu, dalam Seruan Apostolik Gaudete et Exsultate, saya berbicara kepada setiap orang yang dibaptis, “Kamu juga perlu memandang keseluruhan hidupmu sebagai perutusan” (No. 23). Ya, karena kita masing-masing dapat berkata: “Aku adalah perutusan di atas bumi ini; itulah alasan mengapa aku berada di dunia ini” (Evangelii Gaudium, 273).
Perutusan bersama kita sebagai umat Kristiani adalah memberikan kesaksian penuh sukacita di mana pun kita berada, melalui perbuatan dan perkataan kita, tentang pengalaman bersama Yesus dan anggota-anggota komunitas-Nya, yaitu Gereja. Perutusan itu terungkap dalam karya kerahiman jasmani dan rohani, dalam cara hidup yang ramah dan lembut yang mencerminkan kedekatan, kasih sayang dan kelembutan, berbeda dengan budaya mencampakkan dan ketidakpedulian. Dengan menjadi sesama, seperti orang Samaria yang baik hati (bdk. Luk. 10:25-37), kita memahami pokok panggilan Kristiani: meneladan Yesus Kristus, yang datang untuk melayani, bukan untuk dilayani (bdk. Mrk. 10:45).
Karya perutusan ini tidak muncul dari kemampuan, rencana, dan rancangan kita semata, atau dari kemauan keras atau upaya kita untuk mengamalkan keutamaan-keutamaan; karya perutusan adalah hasil pengalaman mendalam bersama Yesus. Hanya dengan demikian kita dapat bersaksi tentang sesosok Pribadi, Sang Kehidupan, dan dengan demikian menjadi “rasul”. Hanya dengan demikian kita dapat mengenal diri kita sebagai “dimeteraikan, atau ditandai, bagi perutusan untuk membawa terang, memberkati, memberi daya hidup, membangkitkan, menyembuhkan dan membebaskan ini” (Evangelii Gaudium, 273).
Ikon Injil pengalaman ini adalah dua murid yang melakukan perjalanan menuju Emaus. Setelah berjumpa dengan Yesus yang bangkit, mereka berkata satu sama lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (Luk. 24:32). Dalam diri kedua murid tersebut, kita dapat melihat apa artinya memiliki “hati yang berkobar-kobar, kaki yang bergerak”.[3] Ini juga harapan saya yang kuat untuk Hari Orang Muda Sedunia yang akan datang di Lisbon, yang saya nantikan dengan penuh sukacita, dengan motonya: “Maria berangkat dan bergegas” (Luk. 1:39). Semoga setiap pria dan wanita merasa terpanggil untuk berangkat dan bergegas, dengan hati yang berkobar-kobar.
Dipanggil bersama untuk berkumpul
Penginjil Markus mengisahkan saat Yesus memanggil dua belas murid-Nya, masing-masing dengan namanya. Ia menetapkan mereka untuk menyertai Dia dan diutus untuk mewartakan, menyembuhkan penyakit dan mengusir setan (bdk. Mrk. 3:13-15). Dengan demikian Tuhan meletakkan dasar komunitas baru-Nya. Kelompok Dua Belas adalah orang-orang dari kelas sosial dan ekonomi yang berbeda; tak seorang pun dari mereka adalah orang yang berpengaruh. Keempat Injil juga berbicara tentang panggilan lain, seperti panggilan 72 murid yang diutus Yesus berdua-dua (bdk. Luk. 10:1).
Gereja adalah sebuah Ecclesia, kata Yunani untuk kumpulan orang-orang yang dipanggil untuk berkumpul, membentuk komunitas murid-murid yang diutus Yesus Kristus yang berketetapan hati untuk berbagi kasih di antara mereka (bdk. Yoh. 13:34; 15:12) dan menyebarkan kasih itu kepada seluruh sesama, sehingga kerajaan Allah datang.
Di dalam Gereja, kita semua adalah pelayan, sesuai dengan keragaman panggilan, karisma, dan pelayanan kita. Panggilan kita bersama untuk memberikan diri kita dalam kasih berkembang dan menemukan ungkapan nyata dalam kehidupan kaum awam, yang mengabdikan diri untuk membesarkan keluarga sebagai Gereja rumah tangga kecil dan bekerja sebagai ragi Injil untuk memperbarui berbagai lingkup masyarakat; dalam kesaksian para pelaku hidup bakti yang berketetapan hati kepada Allah demi saudara-saudari mereka sebagai tanda kenabian kerajaan Allah; dalam diri para pelayan tertahbis – diakon, imam dan uskup – yang ditempatkan untuk melayani pewartaan, doa dan membina persekutuan Umat Allah yang kudus. Hanya dalam kaitannya dengan semua yang lain itu, setiap panggilan khusus dalam Gereja sepenuhnya mengungkapkan sifat dan kekayaannya yang sebenarnya. Dilihat dari sudut pandang ini, Gereja adalah sebuah “simfoni” panggilan, dengan setiap panggilan bersatu namun berbeda, selaras dan bergabung bersama dalam “berangkat keluar” untuk memancarkan kehidupan baru kerajaan Allah ke seluruh dunia.
Rahmat dan perutusan: karunia dan tugas
Saudara-saudari terkasih, panggilan adalah karunia dan tugas, sumber kehidupan baru dan sukacita sejati. Semoga prakarsa doa dan kegiatan yang terkait dengan Hari Panggilan Sedunia ini memperkuat kesadaran panggilan dalam keluarga, komunitas paroki, komunitas hidup bakti, serta lembaga dan gerakan gerejawi kita. Roh Tuhan yang bangkit menyingkirkan sikap acuh tak acuh kita serta memberi kita karunia simpati dan empati. Dengan cara ini, Ia memampukan kita untuk setiap hari hidup dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah Sang Kasih (bdk. 1 Yoh. 4:16) dan pada gilirannya menawarkan kasih itu kepada sesama kita. Menghadirkan kehidupan di mana pun, terutama di tempat-tempat penampungan dan eksploitasi, kemiskinan dan kematian, memperluas ruang-ruang kasih [4], hingga Allah semakin berkuasa di dunia ini.
Semoga doa yang disusun Santo Paulus VI pada Hari Panggilan Sedunia yang pertama pada 11 April 1964, menyertai perjalanan kita :
“Ya Yesus, Sang Gembala ilahi jiwa-jiwa, Engkau memanggil para rasul dan menjadikan mereka penjala manusia. Teruslah menarik jiwa-jiwa yang bersemangat dan murah hati dari kalangan kaum muda, untuk menjadikan mereka pengikut dan pelayan-Mu. Jadikanlah mereka ambil bagian dalam dahaga-Mu akan penebusan semua orang… Di hadapan mereka, bukalah cakrawala seluruh dunia… Dengan menanggapi panggilan-Mu, semoga cakrawala tersebut meluaskan perutusan-Mu di bumi ini, membangun Gereja, Tubuh mistik-Mu, serta menjadi ‘garam dunia’ dan ‘terang dunia’ (Mat. 5:13)”.
Semoga Perawan Maria menjaga dan melindungimu. Teriring berkat saya.
Sebanyak kurang lebih 200 orang anak muda Katolik dari Paroki Katedral Ende mengunjungi Paroki MBC Bajawa. Kunjungan ini bertujuan untuk menggali dana melalui konser musik dan aneka hiburan yang dibawakan oleh OMK Paroki Katedral Ende guna membantu pembangunan Aula Paroki MBC Bajawa. Konser musik OMK Paroki Katedral Ende itu sendiri berlangsung di halaman Gereja Paroki MBC Bajawa pada Sabtu 22 April 2023.
Pengalungan Bunga kepada Ketua Tim OMK Paroki Katedral Ende oleh OMK MBC Bajawa
Pukul tiga sore, ratusan anak-anak muda Katolik atau OMK Paroki MBC Bajawa sudah menunggu kedatangan OMK Paroki Katedral Ende di Bosiko. Tepat pukul setengah empat, anak-anak OMK Katedral Ende tiba di Bosiko. Mereka kemudian diarak dengan diiringi puluhan kendaraan roda empat dan roda dua menuju halaman Paroki MBC Bajawa.
Tepat di depan lapangan Kartini Bajawa, rombongan diterima secara resmi dengan upacara pengalungan dan lantunan Sa Ngaza. Dengan diiringi tarian adat Bajawa oleh OMK Paroki MBC, rombongan selanjutnya diantar menuju ke aula paroki untuk rehat sejenak dan menunggu pembagian tempat penginapan.
OMK MBC Bajawa melantunkan Sa Ngaza, menyambut rombongan OMK Katedral Ende
Setelah upacara penjemputan, rombongan beristirahat sejenak di Aula Paroki MBC Bajawa. Pada kesempatan itu, Pastor Paroki MBC Bajawa, RD. Vinsen Keytimu menyampaikan ucapan selamat datang kepada anak-anak muda, OMK Katedral Ende yang telah berkenan mengunjungi Paroki MBC Bajawa. “Selamat datang anak-anakku sekalian. Selamat menikmati dinginnya kota Bajawa. Semoga merasa betah dan dapat menikmati suasana paroki MBC beberapa hari ke depan”, kata RD. Vinsen.
Sementara itu, Ketua Panitia OMK Katedral Ende pada kesempatan yang sama juga menyampaikan ucapan terima kasih karena OMK Paroki MBC Bajawa telah berkenan mengundang OMK Katedral Ende ke Bajawa. Dia juga menyampaikan permohonan maaf karena rombongan OMK Katedral sedikit terlambat tiba di Bajawa.
Ketua Tim OMK Paroki Katedral Ende
“Kami menyampaikan permohonan maaf, karena kami tiba agak terlambat dan tidak sesuai jadwal yang telah direncanakan. Semoga bapa mama di MBC berkenan menerima kehadiran kami dalam beberapa hari ke depan”, pintanya.
Pantauan Komsos-MBC, acara penjemputan dan penerimaan anak-anak OMK Katedral Ende berlangsung cukup meriah. Para Ketua Wilayah, Lingkungan dan KUB dalam wilayah Paroki MBC Bajawa sudah menunggu kedatangan mereka sejak pukul tiga sore dan siap menjemput mereka untuk bergabung di KUB-KUB. Tepat pukul lima sore, bersama orang tua ‘asuh’ dari setiap KUB, anak-anak OMK Ende mulai disebar ke KUB-KUB untuk beristirahat dan siap mengikuti kegiatan selanjutnya di KUB masing-masing sesuai yang telah dijadwalkan. (KomsosMBC-KN)